2025 (Sekarang)
Aku Masih Seorang Pembelajar
Hari ini, usiaku 28 tahun. Setiap aku melihat ke belakang tentang perjalanan hidupku, aku semakin memahami diriku sendiri. Sebelumnya, aku tidak pernah memiliki ekspektasi lebih untuk memiliki pengalaman hidup di luar bidang keilmuan yang kupelajari di universitas. Di universitas, bidang keilmuanku adalah semua yang berhubungan dengan manajemen pemasaran (marketing), bisnis, dan ekonomi. Sampai hari ini, aku mempraktikkan bidang keilmuanku itu pada bisnis/usaha milik orang tuaku, yang bergerak di sektor industri tekstil dan garmen, dengan model bisnis on-demand fashion, untuk selengkapnya bisa dilihat di www.istanamode.id. Digital marketing menjadi "makanan sehari-hariku" sejak 10 tahun yang lalu, dengan mengombinasikan sumber ilmu yang kuperoleh dari kampus dan luar kampus.
Dalam 9 tahun terakhir, atas kehendak Allah, aku mendapatkan kesempatan untuk lebih mengeksplorasi kehidupan di dunia yang sementara ini. Selama 9 tahun ini, aku menjalani kehidupan yang mengambil peran dari beberapa bidang (keilmuan) yang berbeda. Bukan hanya sekedar teori, namun aku benar-benar mempraktikkannya dan menyerap semua ilmu tersebut. Aku tidak pernah merencanakan atau mempersiapkan diriku secara khusus untuk menguasai beberapa bidang (keilmuan) tersebut.
Pada akhirnya, aku mulai menyadari dan bisa memahami diriku. Aku bisa melakukan semua itu karena Allah. Allah memberiku rasa ingin tahu (curiosity) yang sangat tinggi/kuat. Mungkin memang akan terkesan subjektif (penilaian sepihak) jika aku sendiri yang mengatakannya, tapi semua itu memang benar-benar bisa kurasakan secara nyata. Aku juga tidak akan memaksakan diri untuk membuat orang-orang lebih yakin/percaya dengan hal tersebut. Hanya orang-orang terdekatku, yang sudah sangat mengenalku, yang paling bisa memberikan penilaian/kesaksian tentang diriku sejauh ini.
Mempelajari dan memahami berbagai bidang keilmuan membuatku bisa sangat adaptif dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan siapapun, dari latar belakang apapun. Setiap obrolan atau diskusi yang kulakukan bisa berlangsung dengan sangat cair, produktif, dan saling membangun, meskipun latar belakang lawan bicaraku berbeda-beda. Itu semua membuatku semakin merasa rendah, lemah, tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Semuanya karena kekuatan Allah. Semuanya karena kekuasaan Allah. Semuanya karena kebesaran Allah. Aku menjalani hidup dengan melakukan berbagai kesalahan demi kesalahan. Ingin setiap hari aku mengucapkan permintaan maaf kepada semuanya, dan selalu memohon ampun kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pengampun, juga Maha Pemaaf. Rasa syukur dan pujian setinggi-tingginya kupanjatkan kepada Allah yang sampai hari ini masih memberikan kesempatan bagiku untuk hidup sebagai seorang pembelajar.
2019
Aku Hidup Bersama Para Pengungsi dari Negara Konflik
Di usia 22 tahun, aku menjalani kehidupan bersama para pengungsi pencari suaka yang berada di Jakarta. Di saat mereka hidup dalam ketidakpastian, aku ingin lebih memahami bagaimana para pengungsi bisa bertahan hidup dan melihat langsung dari sudut pandang mereka. Menjalani keseharian bersama teman-teman pengungsi selama 3 bulan membuatku bisa lebih memaknai kehidupan dan memiliki cara pandang yang semakin luas tentang kemanusiaan.
2018
Aku Ikut Memperjuangkan Calon Presiden & Calon Wakil Presiden Republik Indonesia
Di usia 21 tahun, aku menjadi bagian dari Tim Pemenangan Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Republik Indonesia di Pilpres 2019, yaitu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Aku mendedikasikan diri selama 8 bulan penuh dalam proses Pilpres 2019 di tim pemenangan tingkat pusat/nasional di Jakarta sebagai staf data analyst & data monitoring untuk seluruh pelaksanaan kegiatan kampanye dan staf bagian keuangan untuk penyusunan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Nasional.
2017
Aku Ikut Mengusung Calon Kepala Daerah dari Jalur Perseorangan/Independen (Non-Partai Politik)
Di usia 20 tahun, aku bersama tim relawan mengusung Pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Madiun dari Jalur Perseorangan di Pilkada 2018, yaitu Harryadin Mahardika - Arief Rahman. Aku mendedikasikan diri selama 1,5 tahun penuh dalam proses Pilkada 2018, mulai dari mengumpulkan dukungan 16.725 KTP dari warga menggunakan mobile app Kita Mahardika, hingga mendapatkan perolehan suara sebesar 35.352 suara dari semua yang menginginkan Kota Madiun menjadi lebih baik.
2016
Aku Hidup di Negeri Orang Sebagai Minoritas
Di usia 19 tahun, aku melakukan penelitian tentang Pemasaran Internasional (International Marketing) di Tokyo, Jepang. Aku melakukan penelitian tentang industri smartphone dan strategi pemasaran yang diterapkan oleh berbagai perusahaan besar, khususnya Apple, Samsung, SONY, dll. Aku mendapatkan pengalaman hidup yang luar biasa selama di Tokyo. Aku menjalani kehidupan sebagai seorang minoritas, mengingat bahwa populasi penduduk muslim di Jepang sangat kecil.
2015
Aku Mendirikan Perusahaan Startup Digital
Di usia 18 tahun, aku bersama 4 teman lainnya mendirikan TaniHub. TaniHub adalah online marketplace di bidang produk pertanian/agrikultur, yang menghubungkan para petani lokal dengan para pembeli (end users). Saat mulai membangun TaniHub, kami memiliki visi yang sama, yaitu "Petani Sejahtera, Indonesia Swasembada."
Publikasi: https://mediaindonesia.com/ekonomi/8049/startup-makin-berjaya
2015
Aku Mengikuti Konferensi Tahunan Perusahaan Teknologi Dunia
Di usia 18 tahun, aku menjadi peserta Google Developer Summit yang diselenggarakan di Indonesia. Google Developer Summit adalah acara konferensi tahunan Google yang mempertemukan para app developers dan membahas tentang perkembangan inovasi teknologi terbaru.
2013
Aku Menjadi Mahasiswa
Di usia 16 tahun, aku diterima di Universitas Indonesia. Aku kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, mengambil program studi Manajemen (S1). Aku memilih peminatan Manajemen Pemasaran (Marketing).
2011
Aku Menjadi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
Di usia 14 tahun, aku diterima di SMA Negeri 2 Madiun. Aku masuk program kelas Akselerasi (program percepatan, 2 tahun).
2009
Aku Menjadi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Di usia 12 tahun, aku diterima di SMP Negeri 1 Madiun.
Aku masuk program kelas Akselerasi (program percepatan, 2 tahun).
2003
Aku Menjadi Siswa Sekolah Dasar (SD)
Di usia 6 tahun, aku diterima di MI Islamiyah Madiun. Saat naik kelas 2, aku pindah ke SD Negeri 01 Klegen Madiun.
2001
Aku Menjadi Siswa Taman Kanak-Kanak (TK)
Di usia 4 tahun, aku masuk RA Al-Irsyad Madiun.
Aku menjadi siswa TK selama 2 tahun, untuk program nol kecil dan nol besar.
2000
Aku Memiliki Adik Perempuan
Anggota keluarga kecilku bertambah satu orang dengan lahirnya adik perempuanku. Namanya Adinda Putri Wahyuningtyas, lahir di Kota Madiun, 23 Juni 2000. Aku dan adikku memiliki jarak usia 3 tahun. Tulisan adikku bisa dibaca di www.adindaputri.com. Ibuku bernama Titik Sugiharti, lahir di Kota Madiun, 7 Januari 1971. Tanggal lahirku sama persis dengan ibuku. Bapakku bernama Sugihartono, lahir di Magetan, 10 September 1963. Sejak kecil aku hidup bersama orang tuaku. Kami tinggal di Kota Madiun.
1997
Aku Terlahir ke Dunia
Aku lahir di Kota Madiun, sebuah kota di wilayah paling barat dari Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Aku lahir pada hari Selasa, 7 Januari 1997, dalam sistem penanggalan Masehi. Dalam penanggalan Hijriah, bertepatan dengan 27 Sya'ban 1417 H. Dan dalam penanggalan Jawa, bertepatan dengan Selasa Pahing, 27 Ruwah 1929. Saat itu, tubuhku yang masih bayi terlahir pada malam hari, pukul 19.30 WIB, di Rumah Sakit Panti Bahagia Madiun, sekarang bernama Rumah Sakit Santa Clara Madiun.